Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Energi Ramadan Memanggil

 






                                                                      by. Wahyudin, NS. 

Saat hidup di bulan Sya’ban 1445 Hijriyah sudah terasa energi Ramadan memanggil. Kisaran beberapa minggu yang akan datang bulan yang disucikan Allah SWT akan tiba. Suasana terasa, ketika di masjid/musholla saat shalat berjemaah digelar, umat Islam lebih khusyu dalam ibadahnya. Itulah di antara energi Ramadan mengalirkan kekuatannya pada hati umat Islam.

 

Apa sesungguhnya persiapan yang harus dikuatkan bagi setiap muslim dan mu’min?

Pertama penguatan Iman. Iman yang tertancap dalam hati, harus terus dikuatkan. Bukan hanya di lisan saja, tapi harus dikonfirmasi dengan hati dan dimanifestasikan dalam wujud perbuatan dan kesalehan sosial. Ingatlah, eksistensi iman yang didiringi hidayah sangat mahal, tidak semua orang dikarunia hidayah. Banyak orang hidup pada zaman Rasul dan Nabi tidak mendapat hidayah. Sehingga Allah SWT mengingatkan:”Sesungguhnya Engkau (Nabi Muhammad) tidak (akan dapat) memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia Kehendaki (berdasarkan kesiapan untuk menerima petunjuk). Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk” (QS. Al-Qashash [88]: 56).

 

Betapa luar biasanya hidayah yang dihunjam dengan keimanan, itu hanya milik Allah yang diamanahkan kepada insan pilihan Allah. Karenanya, kita patut bersyukur tidak hidup pada zaman Nabi dan Rasul, tidak pernah bertemu dengan sahabat Nabi tetapi dikaruniakan hidayah segingga kita beriman, beramaal saleh dan menguatkan kesalehan spsial sesuai kapasitas. Sangat mahal dan tak ternilai harga hidayah. Harus terus kita pelihara hingga menghembuskan nafas terakhir, dicatat sebagi husnul khatimah. Aamiin.

 

Kedua, menguatkan Islam. Iman yang tertancap dalam lisan, hati, dan amal akan dialirkan dengan nilai-nilai Islam dan pancaran Islami, sehingga benar-benar menguatkan pribadi seorang muslim hakiki. M. Quraish Shihab (2018) mengungkapkan bahwa agama  secara universal tercermin pada tiga hal: (1) Kepercayaan tentang wujud kekuatan yang mengatur dan mengendaliakan alam raya, (2) Kepercayaan tentang adanya balasan dan ganjaran atas Tindakan setiap orang, (3) Hubungan pemeluk agama dengan kekuatan yang dia percayai.

Ketiga, menguatkan Ihsan. Ihsan yang kita pahami selalu merasa dikontrol Allah SWT dalam menapaki kehidupan. Selalu meyakini, segala ucapan, perbuatan, dan yang terberersit dalam hati secara totalitas dalam kehidupan pasti dievaluasi Allah SWT. Perguatan baik akan diberikan reward berupa ganjaran, perbuatan buruk akan dibalas dengan dosa. (QS. Al-Zalzalah:7-8). Sangat relevan dengan Hadits Rasulullah SAW: “Engkau menyembah/beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya. Jika engkau belum bisa melihatNya, maka yakinlah bahwa Ia (Allah) melihatmu”.

(HR. Muslim).

 

Tiga ranah penguatan kehidupan yang include pada rukun Agama tersebut kian menguatkan bahwa Allah SWT akan membuka koridor kebahagiaan bagi insan yang selalu memelihara Iman, Islam, dan Ihsan dalam kehidupan. Aidh Al-Qarni dalam kitabnya La Tahzan (2005, h. 13) menyatakan “kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya. Dan kebaikan sebaik rasanya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, tenteram dan damai”.

 

Selamat menapaki kehidupan dengan bahagia dan sejahtera, energi Ramadan memanggil kita semua bagi yang konsisten memelihari Iman, Islam, dan Ihsan. Wallahu ‘Alam.

 

Kalenderwak.Karangsari. Cikarang Timur, 20 Februari 2024/10 Sya’ban 1445 H Pkl. 05.45 Wib. Dalam Bingkai menyambut Ramadan 1445 H.

 


1 komentar untuk "Energi Ramadan Memanggil"

  1. Hatur nuhun sahabat literasi yang terus menikmati karya sederhana saya. Semoga apresiasinya jadi amal ibadah. Aaamiin.

    BalasHapus