Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menelisik Energi Memakmurkan Masjid

 


Bertitik tolak dari pesan kitab suci Al-Qur’an, Rasulullah SAW saat mendapat misi Risalah Isra Mi'raj berawal dari masjid. The journey suci dari Rabbul Izzati yang Suci memperjalankan hambaNya yang ma'sum, dari masjid Al Harom di Mekah hingga ke masjidil Aqsha di Palestina sampai ke Sidratul Muntaha. Banyak hikmah bersifat edukatif itu berbasis dan berawal dari masjid (QS. Al Isra : 1).

 

Konteks lain, masjid sebagai lambang kekuatan umat, shalat berjemaah di masjid. zikir, kajian agama dan qiroatul qur’an di masjid, sungguh sangat indah.  Bahkan ritual ibadah haji diantaranya melaksanakan shalat Sunah Arbain, 40 waktu shalat wajib berjemaah di masjid Nabawi, delapan hari menetap di Madinah. Alih-alih berawal dari masjid. Masjidlah sebagai rumah Allah yang wajib kita agungkan.

 

Pasca mengikuti perkuliahan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung Sabtu, 29 April 2023, saya bersama family tepatnya selepas Magrib menuju masjid Al Jabbar di Gedebage. Masya Allah, sungguh luar biasa jemaah memadati "Baitullah" melksanakan shalat Isya berjemaah.  Menandakan umat Islam sangat cinta kepada masjid. Kendati umumnya ingin mengukir histori kehidupannya, mencatat pengalaman spiritual beribadah di masjid kebanggaan masyarakat Jawa Barat khususnya dan umumnya umat Islam.

 

Dengan pengalaman spiritual tersebut, Saya coba torehkan beberapa hal penting dengan harapan membuka ruang energi memakmurkan masjid:

 

Pertama, umat Islam yang berada di masjid Al Jabbar umumnya ingin mengetahui kondisi objektif setelah menyerap informasi dari internet lewat media sosial. Ternyata, sangat menakjubkan. Menguatkan gairah untuk shalat berjemaah. Idealnya, setelah visitasi di masjid yang dibangun di lahan sekitar 25 hektare ini, umat Islam lebih memiliki ghirrah memakmurkan masjid yang terdekat dari rumah. Sehingga, makna kunjungan ke Rumah Allah ini benar-benar ada atsar peningkatan keimanan, special dalam upaya memakmurkan masjid dan syiar Islam secara universal.

 

Kedua, dengan berkunjung ke masjid Al Jabbar yang berkapasitas kurang lebih 30.000 0rang, dengan rincian 10.000 jemaah di area dalam (indoor) dan 20.000 jemaah di area plaza ini menguatkan umat Islam, bahwa dengan membudayakan berjemaah kondisi umat Islam kian solid. Menyatukan langkah dan ketauhidan, bahwa umat Islam memiliki Rabb yang sama, dan memiliki panutan yang sama yakni Rasulullah SAW yang selalu memakmurkan masjid selama hidupnya. Hanya orang yang beriman kepada Allah, percaya kepada Hari Akhir yang selalu memakmurkan masjid dan hatinya selalu terpaut di dalam masjid (QS. At-Taubah: 18).

 

Ketiga, memberikan proses edukatif kepada anak cucu dan generasi akan datang bahwa masjid sebagai sentral pengembangan Islam serta lambang persatuan umat. Sehingga prosesnya, mereka kita didik menjadi sosok yang ikhlas memakmurkan masjid. Sesunguhnya merekalah yang nanti menjadi agent of change pemakmur masjid berkapasitas menjadi muazin, imam, khotib, pengisi kajian Islam di masjid sehingga setiap masjid selalu dimakmurkan untuk membuka koridor pengembangan Islam Rahmatan Lil Alamin.

 

Pengalaman singkat berbasis spiritual ini, membangkitkan spirit untuk selalu memakmurkan masjid. Jangan sampai terjadi, ada masjid mewah berdaya tampung ribuan jemaah tetapi kosong dari jemaah yang memakmurkan. Sangat ironis, kering dari aktivitas bernuansa Islami, sangat jarang jemaah yang memakmurkan masjid, terutama sangat prihatin saat shalat Subuh berjemaah. Boleh jadi, masjid hanya menjadi hiasan ansich, kosong dan sepi dari Jemaah. Inilah di antara Pekerjaan Rumah (PR) besar kita umat Islam. Wallahu ‘Alam.

 

Cibiru Bandung, 30 April 2023 / 10 Syawal 1444 H Pkl.07.30 Wib.

Dalam Ruang Spiritual yang selalu Merindukan Shalat Berjemaah di Masjid Haromain.

3 komentar untuk "Menelisik Energi Memakmurkan Masjid"

  1. InsyaAllah pak, semoga senantiasa diberikan kekuatan untuk melangkahkan kaki ke masjid.

    BalasHapus